Inilah Sosok Tiga Macan Tangguh Taman Margasatwa Terbesar di Indonesia

Team Blomil di Acara Launching Buku "Tiga Macan Safari"
Sudah pernah mengunjungi Taman Safari di waktu malam? Cobalah dan rasakan sensasi yang sangat berbeda, sebab sebagian besar binatang adalah makhluk nocturnal, yang aktif justru di waktu malam.

Jika kita ke Kebun Binatang di siang hari, maka hanya akan disuguhi pemandangan yang membosankan. Singa dan harimau yang sedang malas-malasan, orangutan yang asyik makan siang sambil ogah-ogahan, ataupun kijang merumput di keteduhan tanaman. Tak ada yang menarik, karena sebagian besar binatang memilih untuk beristirahat, apalagi jika matahari terik menyengat dan cuaca tak bersahabat. 

Namun, datanglah pada malam hari, kita akan disuguhi pemandangan mendebarkan. Di alam bebas, singa dan harimau akan keluar dari peraduan, mengincar mangsa buruan. Ularpun mendesis sembari berkeliaran.
Beruntung Indonesia memiliki Taman Safari yang mengadakan Safari Night setiap Sabtu malam Minggu. Di mana Pengunjung dapat menyaksikan aktivitas binatang yang kala siang hari nyaris tak terlihat bahkan sebagian besar ngumpet, namun begitu malam menjelang terjadilah keriuhan yang jarang ditemukan seperti jika kita berkunjung ke Kebun Binatang.  
--------------
Ki-Ka: Jansen Manansang, Frans Manangsang dan Tony Sumampau
Adalah Hadi Manansang beserta tiga puteranya, Jansen Manansang – Frans Manansang dan Tony Sumampau yang memprakarsai dan membangun Taman Safari Indonesia.

Di awal kehidupan keluarganya, Hadi Manansang sempat ngamen jual obat sebagai lahan mencari nafkah. Tahun 1963-1964, Hadi membentuk Bintang Akrobat dan Gadis Plastik. Tiga tahun kemudian. Hadirlah Oriental Show yang pada tahun 1972 berganti nama menjadi Oriental Circus Indonesia.

Kala mulai banyak satwa yang terlibat dalam pertunjukan sirkus, Hadi bersama tiga puteranya mulai berfikir untuk membuat sebuah kebun binatang, sebagai pusat konservasi hewan sirkus. Kecintaan mereka terhadap satwa ditunjang kepedulian untuk mengembangkan taman satwa yang dikelola secara profesional melalui penciptaan lingkungan asri seusai habitat asli di alam liar, inilah yang mendasari berdirinya Taman Safari Indonesia. 

Perjuangan saat bersama Sang Ayah ngamen jual obat serta menjadi pemain sirkus di Oriental Show maupun Oriental Circus, menjadikan Jansen-Frans-Tony tahan banting, lincah, profesional dan pantang menyerah dalam mengembangkan Taman Safari Indonesia.

Kini lebih dari 50 tahun waktu berlalu, Taman Safari Indonesia semakin berkembang dan melahirkan unit lain, seperti Taman Safari Indonesia II di Prigen – Jawa Timur, Bali Safari & Marine Park di Gianyar, Batang Dolpin Center serta Jakarta Aquarium. Siapa sangka semua itu bermula dari kegiatan ngamen jual obat serta atraksi sirkus keliling dari kota ke kota di Indonesia.
--------------



Team Penulisan Buku "Tiga Macan Safari" yang dipimping Rudi Badil (alm)

Sambutan Ketua Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI)
Perjuangan dan sepak terjang keluarga Manansang ini, secara apik dan lengkap dikemas menjadi sebuah buku setebal 213 halaman yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Bercoverkan gambar seekor harimau loreng yang terlihat garang dengan background atraksi sirkus membuat buku ini menarik untuk dilirik.

Penasaran dengan perjuangan hidup seorang pengamen obat beserta keluarganya yang sangat mencintai dunia satwa ini? Segera saja ke toko buku terdekat dan dapatkan dengan harga Rp 120.000 per eksemplar. Bukan hanya kisah perjalanan keluarga Manansang saja yang dikemukakan , namun juga kisah seru para karyawan yang terlibat sebagai zoo keeper, serta program andalan yang terdapat di Taman Safari Indonesia.

Pokoknya, gak rugi deh membeli buku ini. Banyak ilmu dan hikmah yang bisa didapatkan.

RaDal, 191219 (20.58)


Komentar

Postingan Populer