Irit Bukan Berarti Pelit!

sumber: lifestylekompasiana.com
"Bu, saya merasa kesulitan mengatur keuangan. Setiap bulan, jangankan ada dana sisa, lebih sering tekor dan minjem buat menuhin kebutuhan keluarga", demikian keluhan yang sering diterima Rina Dewi Lina, seorang Perencana Keuangan dan Investasi.

Hampir mayoritas masyarakat mempunyai keluhan yang sama, bukan hanya dari kalangan menengah ke bawah, namun juga dari kaum elit yang tinggal di apartemen serta rumah gedong yang terbiasa bertransaksi dengan uang plastik.
------------------
Gaya hidup hedonis dan konsumtif, seringkali menjadi pemicu kacaunya neraca keuangan (cashflow) seseorang. Lebih sering besar pasak, daripada tiang. Akibatnya, belum tengah bulan, kantong sudah kosong glondangan (seperti lagunya Bang Ben).

Sebenarnya, semua itu bisa diatasi, jika kita mau DISIPLIN! Disiplin dalam merancang pengeluaran bulan depan, serta disiplin dalam membelanjakan setiap rupiah yang dimiliki. 

Jelasnya begini, hal pertama yang harus dilakukan, catat semua kebutuhan dalam sebuah buku kas khusus (banyak dijual di pasaran), seperti pos untuk konsumsi harian, transportasi (termasuk biaya perawaratan kendaraan), biaya pendidikan anak (termasuk untuk les, katering, jemputan serta uang jajannya), biaya rumah berikut perawatannya, belanja bulanan, biaya kesehatan, gaji ART, iuran RT, arisan, nonton di 21, rekreasi (termasuk acara makan di luar bersama keluarga), belanja baju-sepatu-tas, dsb.

Kemudian, tetapkan skala prioritas dari masing-masing kebutuhan yang dianggap primer tersebut. Tegakan hati untuk memangkas pos-pos yang bisa ditekan, misal: untuk transportasi, daripada menggunakan mobil yang butuh bahan bakar sejumlah 100rb perhari, diluar tol dan parkir, bisa naik angkutan umum, beralih ke motor atau bahkan nebeng dengan tetangga yang searah (biarpun nebeng, tapi tahu diri yaa, tetap urunan) .

Belanja baju hanya ketika lebaran tiba atau saat anak berulangtahun. Jangan tergiur diskon, apalagi membeli pakaian yang belum tentu sering digunakan (baju pesta berbahan tidak nyaman).

Kurangi jajan di luar, biasakan membawa bekal makanan dari rumah ke kantor atau siapkan bekal sekolah anak. Cari sekolah berkualitas yang dekat dengan tempat tinggal, sehingga anak bisa menggunakan sepeda menuju sekolahnya, atau biaya jemputan bisa ditekan lebih murah.

Ganti menu keluarga, dengan yang lebih sehat. Perbanyak mengkonsumsi sayur dan  buah, sajikan segar lebih baik (hemat bahan bakar)
------------------

Pintar dan bijaklah memilah, mana yang penting, mana yang tidak penting, mana kebutuhan yang benar-benar primer dan tidak ada penggantinya, mana yang sekedar menuruti nafsu semata. Dari sini, akan terlihat cukup atau tidak pendapatan yang dimiliki. 

Jika masih cukup dan ternyata bersisa, segera lakukan kegiatan investasi, sisihkan minimal 10% dari pendapatan, setelah sebelumnya bayarkan zakat sebesar 2.5% supaya harta yang dimiliki berkah dan tidak menimbulkan masalah.
sumber: tjanbudi11028pru.blogspot.com
Kemudian, segera lunasi hutang-hutang yang jatuh tempo dalam waktu dekat, termasuk tagihan kartu kredit, serta negosiasikan kembali hutang lainnya yang dirasa berat dilunasi dalam tempo singkat.

Selesai mengatur rencana keuangan, langkah selanjutnya, masukkan uang dalam amplop posnya masing-masing dan gunakan secara DISIPLIN! Jangan pernah sekali-kali memaafkan diri sendiri, untuk menggunakan uang yang bukan posnya!

Terakhir, gunting kartu kredit yang dimiliki! Jangan sekali-kali tergoda untuk memanfaatkan kemudahan fasilitasnya dan batasi penggunaan kartu debet, lebih baik membayar dengan uang cash!

Kunci keberhasilan terletak pada KEDISIPLINAN, maka paksakan diri untuk selalu memasang kacamata kuda serta letakkan target pencapaian di setiap tempat yang dapat dilihat. 
------------------

RaDal, 160914, 0202





Komentar

Postingan Populer