Antara Kebutuhan dan Keinginan


Perempuan...di mana-mana sama! Paling sulit mengatasi godaan, terutama hal-hal yang berhubungan dengan hobi ataupun kesukaannya. Bisa berupa produk fashion terbaru,  ditujukan bagi penggila mode yang selalu berusaha mengikuti trend, termasuk model sepatu, tas, hingga gaya rambut dan aneka pernik penunjang penampilan.  Hobi berwisata kuliner, icip sana icip sini. Ataupun hobi traveling, bisa jadi sebuah godaan terbesar juga. Apalagi jika ada rekomendasi tempat makan baru yang asyik punya atau destinasi wisata yang menyimpan keeksotisan alam perawan nan rupawan. Walaupun mahal biaya yang dibutuhan, namun demi memenuhi asas “ambil atau tutup mata”, akhirnya tak mampu menahan godaan sesaat.

Parahnya, seringkali ketika produk yang dibeli dalam keadaan kalap tersebut, akhirnya hanya menjadi hiasan lemari semata. Pedagang dan produsen sangat paham hal tersebut, sehingga mereka selalu melancarkan berbagai aksi promosi supaya produknya laris manis.

Mengapa perempuan acap kali kalap dan melupakan akal sehat? Selain karena tidak tahan mengatasi godaan terutama saat ada sale,  juga karena emosi jiwa sedang labil biasanya kala PMS saat sang hormon menjadi tertuduh, atau kala perut keroncongan, dimana cacing-cacing berkonser menagih jatahnya.

Hasil akhirnya, berupa penyesalan berkepanjangan, terutama jika semua barang dan hobi tersebut, dibeli serta dibayar menggunakan kartu kredit. Siap-siap saja menghadapi debt colector , jika ternyata tak mampu mencicil ataupun melunasinya tepat waktu.

Idealnya, sebagai perempuan, sudah selayaknyalah pintar-pintar mengatur keuangan, terutama keuangan keluarga. Jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang, alias lebih besar pengeluaran daripada pendapatan. Harus pintar membedakan mana KEBUTUHAN dan mana sekedar KEINGINAN. Belum tentu keinginan adalah kebutuhan! Seringkali keinginan hanya berupa nafsu sesaat. Namun, justru hal ini yang acap menjerumuskan perempuan ke lembah hutang.

Jika sudah terlanjur basah dan sulit untuk mengatasi semua masalah, terutama dalam menghadapi debt colector yang terkadang bersikap di luar batas kewajaran, mengapa tidak bertanya pada ahlinya saja? Carilah seorang konsultan keuangan, yang akan memberikan solusi mengatasi masalah keuangan terparah sekalipun. Salah seorangnya, adalah Rina Dewi Lina, sang Chief Operating Officer (COO) Fokus Finansial, yang sudah lebih dari 15 tahun berkecimpung  di industri keuangan.

Rina yang mengasuh program “Uang Anda”, di sebuah stasiun televisi ini, telah menerbitkan sebuah buku “Hemat bisa Miskin, Boros pasti Kaya”, berisikan berbagai tips jitu mengatasi masalah keuangan, dilengkapi dengan CD perhitungan perencanaan keuangan.

Berbekal literatur dan pengalaman selama berinteraksi dengan klien-kliennya, Rina berusaha mengatasi berbagai permasalahan keuangan, semisal saat kliennya terperosok dalam hutang, terkecoh investasi bodong ataupun salah menempatkan investasi yang menyebabkan kerugian tak sedikit bagi investornya.

Dengan memegang teguh motto hidupnya, yatu terus belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan terus berbagi edukasi, Rina mempersilakan mampir ke websitenya di  www.rinadl.com atau www.fokusfinansial.co.id.
--------------------
RaDal, 011014 (01’43)


Komentar

Postingan Populer