Bukan Hanya Tukang Bubur yang Bisa Naik Haji ...


"Sedikit demi sedikit, lama-lama juga akan menjadi bukit". Pepatah itu rupanya yang memotivasi pasangan suami-istri Samsudin (61), warga Desa Jayalaksana, Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, untuk rajin menyisihkan sebagian hasil usahanya.

Bagi orang kebanyakan, berjualan kayu bakar dianggap tak seberapa untungnya. Namun bagi Samsudin, berapapun pendapatan yang diterima, sebagian kecil langsung ditabungnya. Hingga sembilan belas tahun kemudian, terwujudlah cita-citanya, berangkat Haji bersama istri.

Demikian pula dengan Nenek Hati bin Rabba, seorang pedagang sayur di Pasar Pacing, Awangpone, Bone, Sulawesi Selatan. Susah payah ia menyisihkan rupiah demi rupiah uang hasil berjualan sayur selama lima belas tahun. Akhirnya Allah memanggilnya untuk menunaikan rukun Islam kelima. Rona kegembiraan terpancar jelas di wajahnya.

Namun, ada sebuah kisah paling dahsyat, yang dialami oleh seorang lelaki tua berusia 92 tahun, bernama Nasiman. Selama 50 tahun beliau menyisihkan sedikit hasil dari berjualan gabah dan beternak kambing, demi mewujudkan mimpinya, bisa berhaji ke tanah suci, hingga akhirnya tahun ini cita-cita mulianya tersebut terkabul. 

Semoga  Bapak dan Ibu Samsudin, Nenek Hati bin Rabba serta mbah Nasiman, mendapatkan Haji mabrur serta tetap sehat selama melaksanakan ritual ibadah haji hingga kembali ke tanah air. Aamiin.
-------------------------------

Keberangkatan Jama'ah Haji tahun ini memang diwarnai banyak jama'ah yang sudah menabung belasan bahkan puluhan tahun, tanpa pernah berputus asa, hingga akhirnya benar-benar dipanggi Allah berkunjung ke Baitullah. 

Kegembiraan seseorang bisa berhaji dengan penuh perjuangan, tetesan keringat dan air mata, tentu akan berbeda dengan kegembiraan yang dialami calon jama'ah haji instan, yang biasanya banyak ditemukan sebagai jama'ah biro haji plus.

Lamanya waktu yang mereka habiskan untuk merenda harapan, tanpa pernah mengenal putus asa, serta berkeyakinan suatu ketika akan dipanggil Allah menuju rumahNya, merupakan sebuah kisah perjalanan hidup tersendiri.


sumber: eramuslim.com
Masih ingat dengan Kumpulan Cerpen yang seringkali disangka Novel "Emak Ingin Naik Haji, Cinta Hingga Tanah Suci", karya Asma Nadia? Kemudian kisahnya  diangkat ke layar lebar hingga akhirnya disinetronkan dengan judul "Mak Ijah Pergi ke Mekah".

Bak sinetron itulah, kisah perjalanan para calon tamu Allah ini. Walaupun mereka tahu, bahwa mereka memiliki keterbatasan finansial, tetapi mereka tetap bersemangat dan menerima dengan lapang dada, setiap takdir yang ada di hadapannya, termasuk kemungkinan jika Allah memanggil mereka sebelum sempat menunaikan Rukun Islam kelima itu.
-------------------------------

Kesungguhan untuk merealisasikan sebuah impian, serta keteguhan dalam menjalaninya, itulah resep utama keberhasilan, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan, sebagaimana yang selalu diingatkan oleh seorang Perencana Keuangan dan Investasi, Rina Dewi Lina. Dalam bukunya "Hemat Bisa Miskin, Boros Pasti Kaya". 

sumber: gramediaonline.com
Jadi, jika selama ini kita merasa takkan mampu menunaikan ibadah haji, makan saja belum tentu sehari tiga kali, hidup serba pas-pasan, rumah masih jadi kontraktor (ngontrak terus sepanjang tahun) dan yang dimiliki hanya motor (itupun kreditan 36 kali), jangan pernah putus asa. Melalui pengaturan keuangan yang baik (tidak besar pasak daripada tiang), mengurangi pos-pos pengeluaran yang tidak terlalu penting (sering makan di luar, merokok, dll), meningkatkan pendapatan semaksimal mungkin, serta disiplin dalam menabung serta berinvestasi, dijamin jangankan pergi haji sendiri bahkan berdua dengan pasanganpun bisa! Itu dengan asumsi menyisihkan pendapatan 200rb/bulan serta tidak pernah mengambilnya, dalam tempo 15 tahun, hingga saldo tabungan saat itu akan mencapai angka hingga di atas 200 juta! 

Namun seandainya uang 200rb tersebut dihamburkan untuk hal-hal yang cenderung bersifat konsumtif, maka lihatlah 2 tahun mendatang, keadaannya tidak akan berubah, bahkan cenderung semakin memburuk. Akibat ketidak mampuan mengatur keuangan pribadi dan keluarga.
-------------------------------

RaDal,150914,23'32 






Komentar

Postingan Populer